Beranda | Artikel
Kota Madinah, Keutamaan dan Adab Bagi Pengunjungnya
Senin, 8 Desember 2014

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَّمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ:
فَاتَّقُوْا اللهَ عِبَادَ اللهِ حَقَّ تَقْوَىْ، وَرَاقِبُوْهُ فِي السِّرِّ وَالنَّجْوَىْ

Kaum muslimin sekalian, sesungguhnya pilihan Allah bagi para rasul, para malaikat, dan bagi kaum mukminin menunjukkan rububiyah dan keesaan Allah, serta sempurnanya hikmah Allah, ilmu dan kekuasaanNya, tidak ada sekutu bagiNya yang bisa menciptakan sebagaimana ciptaanNya dan bisa memilih sebagaimana pilihan Allah. Allah berfirman :

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (٦٨)

“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).” (QS. Al-Qashas: 68).

Dan Allah Yang Maha Suci, telah menjadikan sebagian hari dan sebagian bulan lebih utama dari pada hari dan bulan yang lainnya. Dan Allah telah memilih tempat-tempat dan lokasi-lokasi yang Allah muliakan dan berkahi, maka Allah memilih Mekah dan Allah menjadikan padanya Al-Masjid AL-Haram, dan Allah memilih tanah yang suci lalu Allah jadikan padanya al-Masjid al-Aqsha.

Allah juga memuliakan Kota Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memberkahinya. Allah mengistimewakannya dengan keutamaan-keutamaan yang tidak terdapat di kota yang lain. Dan karena mulianya Kota Madinah, maka ia memiliki banyak nama, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menamakannya al-Madinah, Thoibah, dan Thoobah, dan Allah menyebutnya dengan ad-Daar wal al-Iman.

Ke kota inilah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah, lalu dikuasailah Kota Mekah dan kota-kota yang lain, dan dari Madinah-lah tersebar sunnah ke seluruh penjuru dunia.

Di awal Islam, Madinah-lah tempatnya, dan sebagaimana Iman muncul dari Madinah maka imanpun akan kembali ke Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ الإِيْمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى الْمَدِيْنَةِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا

“Sesungguhnya iman itu akan kembali ke Madinah sebagaimana ular akan kembali ke lubangnya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mensifati Kota Madinah bahwasanya “Kota Madinah memakan negeri-negeri”, beliau bersabda,

أُمِرْتُ بِقرية تَأْكُل الْقُرَى. يَقُولُونَ: يَثْرِبُ، وَهِي الْمَدِينَة

“Aku diperintahkan untuk berhijrah ke sebuah kota yang memakan kota-kota yang lain, mereka menamakan kota tersebut dengan Yatsrib, padahal namanya adalah al-Madinah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Kota Madinah menggugurkan dosa dan kesalahan karena keutamaannya, atau karena cobaan yang dihadapi oleh seorang hamba di Kota Madinah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنها طيبةٌ تَنْفِي الذُّنوبَ كَمَا تَنْفِي النَّارُ خبث الفِضَّة

“Sesungguhnya Madinah adalah Toibah, ia menghilangkan dosa-dosa sebagaimana api yang menghilangkan kotoran-kotoran perak.” (HR. al-Bukhari).

Dan Kota Madinah mengusir golongan buruk dari manusia, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَنْفِي النَّاسَ كَمَا يَنْفِي الْكِير خبث الْحَدِيد

“Kota Madinah mengusir manusia yang buruk darinya, sebagaimana alat pandai besi yang menghilangkan karat besi.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyamakan kekuatan Kota Madinah untuk membersihkan dari kotoran sebagaimana alat kekuatan alat pandai besi, maka beliau bersabda,

المدينةُ كَالْكِيْرِ تَنْفِي خَبَثَهَا

“Kota Madinah seperti alat pandai besi, membersihkan dari kotorannya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Madinah adalah kota yang aman untuk menegakkan syi’ar-syi’at Islam, dan darinya tersebarlah agama, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّهَا حَرَمٌ آمِنٌ

“Sesungguhnya Madinah adalah tanah haram (suci) yang aman.” (HR. Muslim).

Barangsiapa yang menghendaki keburukan di Kota Madinah maka Allah akan membinasakannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَرَادَهَا بِسُوْءٍ أَذَابَهُ اللهُ كَمَا يَذُوْبُ الْمِلْحُ فِي المَاءِ

“Barangsiapa yang menghendaki keburukan padanya maka Allah akan meleburkannya sebagaimana garam yang melebur di air.” (HR. Ahmad).

Dan barangsiapa yang berencana buruk kepada penduduk Kota Madinah maka Allah akan membinasakannya dan Allah tidak akan menundanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَكِيْدُ أَهْلَ الْمَدِينَة أحدٌ إِلَّا انْمَاعَ كَمَا يَنْمَاعُ الْمِلْحُ فِي المَاءِ

“Tidaklah seorang pun yang berencana buruk kepada penduduk Kota Madinah kecuali ia akan lebur sebagaimana garam yang lebur di air.” (HR. al-Bukhari).

Barangsiapa yang menghendaki keburukan kepada penduduk Kota Madinah maka Allah mengancamnya dengan adzab yang pedih di neraka. Nabi bersabda,

وَلَا يُرِيد أحدٌ أهلَ الْمَدِينَة بِسوء إِلَّا أذابه الله فِي النَّارِ ذَوْبَ الرَّصَاصِ، أَو ذَوْبَ الْمِلْحِ فِي المَاءِ

“Dan tidak seorang pun yang menghendaki keburukan kepada penduduk Kota Madinah kecuali Allah akan meleburkannya di neraka sebagaimana leburnya timah, atau leburnya garam di air.” (HR. Muslim).

Barangsiapa yang menakut-nakuti penghuni Kota Madinah maka Allah akan menjadikannya takut dan mengancamnya dengan laknat, Nabi berkata

مَنْ أَخَافَ أَهْلَ الْمَدِيْنَةِ ظَالِمًا لَهُمْ أَخَافَهُ اللهُ وَكَانَتْ عَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ لاَ يُقْبَلُ مِنْهُ صَرْفٌ وَلاَ عَدْلٌ

“Barangsiapa yang menakut-nakuti penduduk Kota Madinah dengan menzolimi mereka, maka Allah akan menjadikan mereka takut, dan atas dia laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia, tidak akan diterima darinya amal wajibnya dan tidak juga amal sunnahnya.” (HR. an-Nasai).

Karena kemuliaan Kota Madinah, maka Allah menjadikan daerah sekitar Masjid Nabawi sebagai tanah haram, sebagaimana kota Mekah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ كَمَا حَرَّمَ إِبْرَاهِيمُ مَكَّةَ

“Sesungguhnya aku telah menjadikan Madinah sebagai tanah suci/haram sebagaimana Ibrahim menjadikan Mekah sebagai tanah haram.” (HR. Muslim).

Maka tidak boleh diangkat senjata untuk memerangi, dan tidak boleh ditumpahkan darah kecuali dalam rangka mendirikan hukuman qishas dan hukuman had. Hewan buruan di Kota Madinah aman tidak boleh diburu, dan pepohonannya tidak boleh ditebang, dan barangsiapa yang mengada-ngadakan bid’ah dalam agama di Kota Madinah atau ia menaungi pelaku kejahatan maka atasnya laknat Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من أحدث فِيهَا حَدثا أَو آوى مُحْدِثًا فَعَلَيهِ لعنة الله وَالْمَلَائِكَة وَالنَّاس أَجْمَعِينَ، لَا يُقْبَلُ مِنْهُ يَوْم الْقِيَامَة عدلٌ وَلَا صرفٌ

“Barangsiapa yang melakukan bid’ah di Kota Madinah atau melindungi pelaku kejahatan maka atasnya laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. Tidak akan diterima darinya amalan wajib dan juga amalan Sunnah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Bahkan perkaranya sampai pada para malaikat menjaga seluruh jalan-jalan Kota Madinah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَائِكَةٌ يَحْرُسُوْنَهَا

“Sesungguhnya di setiap jalan Kota Madinah ada para malaikat yang menjaganya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Demikian juga lorong-lorong gunung Kota Madinah juga dijaga oleh para malaikat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَالَّذِي نَفسِي بِيَدِهِ مَا من الْمَدِينَة شعبٌ وَلَا نقبٌ إِلَّا عَلَيْهِ ملكان يحرسانها حَتَّى تقدمُوا إِلَيْهَا

“Dan demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya , tidak ada satu lorong pun dan tidak ada satu jalan pun kecuali ada dua malaikat yang menjaganya hingga kalian mendatangi Kota Madinah.” (HR. Muslim).

Bahkan seluruh sisi Kota Madinah dijaga oleh para malaikat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِيهَا الدَّجَّال، فيجد الْمَلَائِكَة يحرسونها

“Dajjal mendatangi Kota Madinah, dan ia mendapati para malaikat menjaga Kota Madinah.” (HR. al-Bukhari).

An-Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini menunjukkan begitu banyaknya para malaikat penjaga, dan penjagaan meliputi seluruh jalan-jalan”.

Kota Madinah terjaga dari Dajjal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِي الدَّجَّال وَهُوَ محرمٌ عَلَيْهِ أَن يدْخل نقاب الْمَدِينَة

“Dajjal datang, namun ia diharamkan untuk masuk jalan-jalan Kota Madinah.” (HR. al-Bukhari).

Jika orang-orang mendengar tentang Dajjal maka mereka pun ketakutan dan lari dari Dajjal menuju gunung-gunung, adapun Kota Madinah maka tidak akan tertimpa rasa takut dari Dajjal. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يدْخلُ الْمَدِينَةَ رُعْبُ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

“Tidak akan masuk ke Kota Madinah ketakutan dari Dajjal.” (HR. al-Bukhari)

Allah menjaga Kota Madinah dari penyakit yang membinasakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

على أنقاب الْمَدِينَة ملائكةٌ لَا يدخلهَا الطَّاعُون وَلَا الدَّجَّال

“Di jalan-jalan Kota Madinah ada para malaikat, maka tidak akan masuk ke Kota Madinah wabah yang membinasakan dan tidak juga Dajjal.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa agar tidak ada wabah apapun di Kota Madinah, beliau berkata,

اللَهُمَّ صَحِّحْهَا

“Ya Allah sehatkanlah Kota Madinah.” (HR. Ahmad).

Ibnu Hajar berkata, “Maka jadilah Kota Madinah adalah kota yang paling sehat/steril, padahal sebelumnya tidak demikian”

Tinggal di Kota Madinah merupakan menetap yang terbaik daripada di tempat yang lain, meskipun tempat yang lain lebih makmur kehidupannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِي على النَّاس زمانٌ يَدْعُو الرجلُ ابْنَ عَمِّهِ وَقَرِيْبَهُ: هَلُمَّ إِلَى الرخَاء، هَلُمَّ إِلَى الرخَاء، وَالْمَدينَة خيرٌ لَهُم لَو كَانَ يعلمُونَ

“Akan datang kepada manusia suatu zaman dimana seseorang menyeru sepupunya dan kerabatnya : “Pergilah ke kehidupan yang makmur, pergilah ke kehidupan yang makmur”. Padahal Kota Madinah lebih baik bagi mereka jika mereka mengetahui.” (HR. Muslim).

Orang yang tinggal di Kota Madinah –dan dalam keimanan dan kesholehan- maka akan terang dzikirnya dan amalnya karena baiknya Kota Madinah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَيَنْصَعُ طيبُها

“Dan nampaklah kebaikan Kota Madinah.” (HR. al-Bukhari).

Demikian pula amalan sholeh maka akan nampak dan menjulang ke cakrawala.

Dan seorang muslim jika bersabar atas perkara-perkara berat di Kota Madinah maka ia akan meraih syafa’at Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau meraih persaksian beliau. Dan barangsiapa yang meninggal di Kota Madinah dalam kondisi beriman maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam akan menjadi pemberi syafa’at baginya pada hari kiamat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَمُوْتَ بِالْمَدِيْنَةِ فَلْيَمُتْ بِهَا فَإِنِّي أَشْفَعُ لَهُ أَوْ أَشْهَدُ لَهُ

“Barangsiapa diantara kalian yang mampu wafat di Madinah maka hendaknya ia wafat di Madinah, karena sesungguhnya aku memberi syafa’at baginya atau menjadi saksi baginya.” (HR. an-Nasaai).

Kota Madinah penuh berkah karena doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan keberkahan Kota Madinah dilipat gandakan dua kali daripada di Mekah, bahkan Nabi berdoa agar pada setiap keberkahan ada dua keberkahan. Makanan dan minumannya juga berkah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اللَّهُمَّ بَارك لنا فِي صَاعِنَا، اللَّهُمَّ بَارك لنا فِي مُدِّنَا

“Ya Allah berilah keberkahan bagi kami di so’ (alat pengukur makanan) kami dan juga di mud kami.” (HR. Muslim).

An-Nawawi rahimahullah berkata, “Yang zhahir bahwasanya keberkahan diperoleh di setiap alat pengukur (makanan) dimana satu mud di Kota Madinah cukup bagi seorang yang kalau ditempat lain maka satu mud tersebut tidak mencukupinya. Dan ini adalah perkara yang dirasakan bagi orang yang tinggal di Kota Madinah.”

Buah-buahannya juga penuh berkah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي ثَمَرِنَا

“Ya Allah berkahilah kami pada buah-buahan kami.” (HR. Muslim).

Dan kurma ‘ajwah dari ‘Aliyah (suatu tempat di Madinah) adalah obat:

إِن فِي عَجْوَة الْعَالِيَة شِفَاء

“Sesungguhnya ada obat pada kurma ‘ajwah Aliyah.” (HR. Muslim).

Dan kurma ajwah selain dari Aliyah maka mencegah racun dan sihir, dan kurma mana saja di Madinah mencegah racun dengan izin Allah.

Di Kota Madinah ada gunung Uhud yang mencintai kaum muslimin dan kaum muslimin mencintainya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

هَذَا جَبَلٌ يُحِبُّنَا وَنَحِبُّهُ

“Ini adalah gunung yang mencintai kita dan kita mencintainya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

An-Nawawi berkata, “Maknanya adalah dzat gunung itu yang mencintai kita, Allah telah menjadikan baginya perasaan”, Dan mencintainya dengan hati tanpa meyakini ada keberkahan pada gunung tersebut.

Di Madinah ada Masjid Rasulullah, sebuah masjid yang dibangun di atas ketakwaan, dan ia adalah salah satu dari tiga masjid yang dibangun oleh para nabi ‘alaihimus salam. Dan akhir masjid yang dibangun oleh seorang nabi maka sholat di dalamnya lebih baik daripada seribu sholat. An-Nawawi berkata, “Mencakup seluruh sholat wajib dan sunnah”, hanya saja sholat sunnah di rumah lebih afdol.

Dan mimbar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di telaga beliau, dan barangsiapa yang bersumpah dengan sumpah dusta di sisi mimbarnya maka ia telah menyiapkan tempatnya di neraka, dan ia berhak mendapatkan laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia.

Dan apa yang ada diantara rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mimbarnya ada raudhoh (taman) dari taman-taman surga. Ibnu Hajar berkata, “Yaitu seperti taman dari taman-taman surga dalam turunnya rahmat dan memperoleh kebahagiaan yaitu dengan melazimi halaqoh dzikir, terutama di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dan lembah Al-‘Aqiq padanya ada lembah yang berkah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَتَانِي اللَّيْلَة آتٍ من رَبِّي فَقَالَ: صَلِّ فِي هَذَا الْوَادي الْمُبَارك، وَقل: عمرةٌ فِي حجَّة

“Semalam telah datang kepadaku utusan dari Robku lalu berkata, “Sholatlah di lembah yang berkah ini, dan katakanlah : “Umroh dalam haji.” (HR. al-Bukhari).

Namun meskipun berkah, tidaklah dicari kemanfaatan dan penolakan kemudorotan dari apa yang ada di lembah tersebut.

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menziarahi masjid Quba setiap hari sabtu baik berjalan ataupun berkendaraan. Barangsiapa yang bersuci di rumahnya lalu sholat suatu sholat di masjid Quba maka seakan-akan baginya pahala umroh.

Madinah adalah Kota yang sangat dicintai oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, Nabi berdoa kepada Robnya agar menjadikan cintanya kepada Madinah seperti cintanya kepada Mekah atau lebih, beliau berkata,

للَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّة أَو أَشَدَّ

“Ya Allah jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kecintaan kami kepada Mekah atau lebih.” (HR. al-Bukhari).

Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan Kota Madinah karena safar lalu pulang dan melihat rumah-rumah Kota Madinah maka beliau mempercepat perjalanan karena rindunya kepada Kota Madinah. Ibnu Hajar berkata, “Setiap mukmin dalam jiwanya ada penuntun yang menuntunnya ke Madinah karena kecintaannya karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Allah berfirman,

كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ (١٥)

“Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”. (QS. As-Saba’ : 15).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعْنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيآتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا مَزِيْدًا.

Kaum Muslimin sekalian,

Mengunjungi Kota Madinah adalah nikmat yang agung, betapa banyak kaum muslimin yang wafat sebelum mewujudkan impiannya untuk melihat Kota Madinah, atau hidup namun tidak bisa menziarahi Madinah. Barangsiapa yang dianugerahi Allah untuk berziarah ke Madinah, maka hendaknya ia ingat bahwasanya ini adalah kota manusia yang paling dicintai oleh Allah, dan beramal di kota tersebut utama, dengan ketaatan berupa memperbanyak sholat sunnah, membaca Alquran, berdzikir, dan yang lainnya.

Dan hendaknya ia mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meneladani Nabi dalam segala hal, dan hendaknya ia waspada jangan sampai terjerumus dalam bid’ah dan kemaksiatan. Dan hendaknya ia bermuamalah dengan penduduk Kota Madinah dengan akhlak dan adab yang mulia.

Barangsiapa yang tinggal di Kota Madinah, maka hendaknya ia meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan hendaknya ia menjadi teladan yang baik bagi para penziarah Kota Madinah, dan menunjukkan kepada mereka bahwa ia orang baik dan suka untuk membantu orang yang menziarahi Madinah, serta menunjukkan jiwa yang baik dan akhlak yang mulia bersama mereka.

وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ:  إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً [الأحزاب:56]

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ .

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، واجعل هذا البلد آمنا مطمئنا رخاء وسائر بلاد المسلمين.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

اَللَّهُمَّ وَفِّقْ إِمَامَنَا لِهُدَاكَ، وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِي رِضَاكَ، وَوَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أُمُوْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ، وَتَحْكِيْمِ شَرْعِكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ.

عِبَادَ اللهِ:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْاهُ عَلَى آلَائِهِ وَنِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرَ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Penerjemah: Abu Abdil Muhsin Firanda
Diedit oleh tim KhotbahJumat.com
Artikel www.firanda.com

Print Friendly, PDF & Email

Artikel asli: https://khotbahjumat.com/3002-kota-madinah-keutamaan-dan-adab-bagi-pengunjungnya.html